Merdeka Belajar

Bapak Ibu guru yang saya hormati. Apakah Bapak Ibu sudah pernah mendengar tentang Kurikulum Merdeka Belajar? Mungkin ada beberapa Bapak Ibu guru yang sudah mengikuti pelatihan secara mandiri yang diselenggarakan secara online oleh Lembaga – Lembaga pendidikan, maupun mencari tahu sendiri melalui video yang ada di Youtube. Bagi Bapak Ibu guru yang belum mengikuti pelatihan, kita akan bersama – sama mempelajari kurikulum Merdeka Belajar.

Sebelum kita membahas lebih jauh terkait kurikulum Merdeka Belajar ini ada beberapa materi penting yang Bapak Ibu guru perlu pahami. Kegiatan Belajar – 1 menagajak Bapak Ibu guru untuk memahami tentang “Paradigma Pendidikan di Masa Kolonial” dan “Paradigma Baru Pendidikan: Kurikulum Merdeka”. Melalui dua materi tersebut, diharapkan Bapak Ibu guru mampu merefleksikan pembelajaran yang dilakukan selama ini dan memiliki pandangan baru tentang pembelajaran yang akan dilakukan pada tahun pembelajaran yang akan datang.

Bapak Ibu guru, mari kita pelajari bersama materi yang pertama pada pelatihan kurikulum ini.

A. Paradigma Pendidikan di Masa Kolonial

Pendidikan di Indonesia telah dimulai sejak zaman kolonial. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait pendidikan pada zaman kolonial, silahkan Bapak Ibu guru saksikan video di bawah ini :


Sumber: https://youtu.be/Zw6DrK8jkAQ

Pada akhir video, Bapak Ibu diberi pertanyaan terkait “Apakah kita sudah merdeka?”. Mungkin Bapak Ibu guru akan memiliki pendapat yang berbeda. Namun, jika dikaitkan dalam proses pembelajaran tentu saja kita masih belum merdeka. Selama ini sekolah dan guru hanya berperan sebagai pelaksana kurikulum yang diterapkan pemerintah.  Pemerintah menyusun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan materi yang harus disampaikan kepada siswa. Kemudian sekolah dan guru hanya menyusun pembelajaran yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pemerintah padahal kondisi sekolah dan guru di setiap sekolah tidak sama. Begitu pun dengan kondisi siswa. Meskipun setiap siswa memiliki bakat, minat, dan kemampuan awal yang berbeda – beda, mereka dipaksa memahami materi yang sama.

 

B. Paradigma Baru Pendidikan: Kurikulum Merdeka

Pembelajaran Kurikulum Merdeka mencoba mewujudkan impian besar Ki Hajar Dewantara terkait tercapainya kemerdekaan belajar bagi anak – anak di Indonesia. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sarana untuk mewujudkan kebudayaan yang diharapkan oleh suatu bangsa.  Untuk memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait pendidikan silahkan Bapak Ibu guru saksikan video di bawah ini:

Sumber: https://youtu.be/MdwKqu93wKA

Seperti yang disampaikan dalam video, sudah selanyaknya pendidikan berubah sesuai dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai – nilai kemanusiaan yang dimiliki. Perubahan kurikulum saat ini bukanlah idealisme Menteri Pendidikan dalam mewujudkan legitimasinya. Namun, mutlak diperlukan akibat perkembangan zaman serta adanya fenomena loss learning yang diakibatkan oleh pandemik Covid-19. Berikut akan diuraikan lebih lengkap mengenai hasil evaluasi penerapan kurikulum 2013 sebagai latar belakang terjadinya perubahan kurikulum dan karakteristik umum dari kurikulum merdeka ini.

1. Hasil Evaluasi Kurikulum 2013

Hampir 9 tahun kurikulum 2013 coba diterapkan di Indonesia, namun hasil evaluasi kurikulum 2013 ini dianggap kurang baik sehingga memicu timbulnya kurikulum baru yang lebih sesuai untuk kondisi saat ini. Berikut beberapa hasil evaluasi dokumen kurikulum 2013 berdasarkan Puspurbuk 2021:

  1. Kompetensi Kurikulum 2013 terlalu luas, sulit dipahami, dan diimplementasikan oleh guru
  2. Kurikulum yang dirumuskan secara nasional belum disesuaikan sepenuhnya oleh satuan pendidikan dengan situasi dan kebutuhan satuan pendidikan, daerah, dan siswa
  3. Mata Pelajaran informatika bersifat pilihan, padahal kompetensi teknologi merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh siswa abad 21
  4. Pendekatan tematik pada jenjang PAUD dan SD dan mata pelajaran pada jenjang SMP, SMA, SMK, Diktara, Diksus merupakan satu – satunya pendekatan dalam Kurikulum 2013 tanpa ada pilihan pendekatan lain
  5. Struktur kurikulum pada jenjang SMA yang memuat mata pelajaran pilihan (peminatan) kurang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih selain IPA, IPS, atau Bahasa. Gengsi peminatan juga dipersepsi hirarkis

Selain dalam hal dokumen, hasil evaluasi terhadap implementasi kurikulum 2013 dianggap belum cukup baik. Berikut hasil evaluasi terhadap implementasi kurikulum 2013 :

  1. Komponen perangkat pembelajaran terlalu banyak dan menyulitkan guru dalam membuat perencanaan
  2. Rumusan kompetensi yang detil dan terpisah – pisah sulit dipahami sehingga guru kesulitan menerjemahkan dalam pembelajaran yang sesuai dengan filosofi kurikulum 2013
  3. Strategi sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi kurikulum 2013 belum terlaksana secara tepat dan optimal, belum variative, belum sesuai dengan kebutuhan, dan belum efektif
  4. Masih banyak pengawas, kepala sekolah, dan guru yang memiliki pemahaman kurang tentang kerangka dasar, diversifikasi, dan konsep implementasi Kurikulum 2013
  5. Sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum berdampak optimal terhadap pemahaman pengawas, kepala sekolah, guru, kemampuan dan kinerja guru, serta peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

2. Karakteristik Kurikulum

Arah pengembangan Kurikulum Merdeka ada tiga yaitu

  1. Orientasi holistik, yang berarti kurikulum dirancang untuk mengembangkan siswa secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan nonakademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
  2. Berbasis kompetensi, bukan konten, yang berarti kurikulum dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi tertentu.
  3. Kontekstualisasi dan personalisasi, yang berarti kurikulum dirancang sesuai konteks (budaya, misi, sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan siswa.

Secara ringkas, ilustrasi arah pengembangan Kurikulum Merdeka dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini :

Gambar 1.1 Arah pengembangan Kurikulum Merdeka

 

Kurikulum  merdeka mendorong pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, serta memberi ruang yang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar. Implementasi kurikulum merdeka dalam pembelajaran harus memperhatikan 3 karakteristik utama yang dapat dilihat pada gambar 1.2 di bawah ini :

Gambar 1.2 Karakteristik utama kurikulum merdeka

 

Penjelasan lengkap karakteristik utama dari kurikulum merdeka, yaitu :

  1. Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill  dan karakter siswa

Berbeda dengan pengembangan karakter yang diterapkan pada Kurikulum 2013 melalui penanaman nilai – nilai karakter selama proses pembelajaran, pada Kurikulum Merdeka ini pengembangan karakter dan soft skill siswa dilakukan melalui penerapan pembelajaran berbasis projek dari 7 tema utama yang telah ditetapkan oleh Kemdikbudristek. Tema tersebut yaitu Bangunlah Jiwa dan Raganya, Berekayasa dan Berteknologi untuk membangun NKRI, Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Kewirausahaan, dan Suara Demokrasi.

  1. Fokus pada materi esensial

Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yang memuat banyak materi pelajaran, pada Kurikulum Merdeka lebih menerapkan pada materi esensial yaitu literasi dan numerasi. 

  1. Fleksibilitas

Untuk memahami fleksibilitas ada pada Kurikulum Merdeka, mari kita cermati bersama perbedaan perancangan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka:

Tabel 1.1 Perbedaan Perancangan Kurikulum

Kurikulum 2013

Kurikulum Merdeka

Kerangka kurikulum saat ini masih mengunci pada tujuan pembelajaran per tahun

Kurikulum Merdeka menetapkan tujauan belajar per fase (2 – 3 tahun) untuk memberikan fleksibilitas bagi guru dan sekolah  

Struktur kurikulu, mengunci jam pelajaran setiap minggu

Kurikulum merdeka menetapkan jam pelajaran per tahun agar sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajarannya

 

Melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian sesuai konteks dan kearifan lokal merupakan fleksibilitas yang ditawarkan dalam Kurikulum Merdeka ini.

 

RANGKUMAN

  1. Pendidikan di Indonesia dimulai pada zaman kolonial dengan tujuan awal mendidik calon pegawai Belanda. Meskipun telah merdeka, Indonesia belum merdeka dalam hal pendidikan.
  2. Lahirnya Kurikulum Merdeka disebabkan oleh kurang efektifnya Kurikulum 2013 baik dari segi dokumen maupun implementasinya
  3. Arah pengembangan Kurikulum Merdeka adalah berorientasi holistik, Berbasis kompetensi, bukan konten, dan Kontekstualisasi dan personalisasi.
  4. Karakteristik Kurikulum Merdeka adalah Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakter siswa, fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas.

 

Uji Pemahaman Anda!

Setelah mempelajari KB-1, jawablah pertanyaan di bawah ini untuk menguji pemahaman Anda terkait materi yang sudah Anda pelajari!

  1. Pembelajaran seperti apa yang harus diterapkan pada implementasi Kurikulum Merdeka sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara?
  2. Apa tujuan yang diharapkan tercapai dalam penerapan Kurikulum Merdeka?

 

     

    Uji pemahaman Anda dengan klik test Formatif dibawah ini:

    TES FORMATIF
     


    Setelah menjawab seluruh soal tersebut, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif-1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban benar Anda. Setiap jawaban benar diberi skor 2 sehingga skor tertinggi adalah 10 (sepuluh) dan skor terendah adalah 0 (nol). Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar (KB) ini. Jika nilai Anda 60% maka Anda boleh langsung melanjutkan belajar ke Kegiatan Belajar berikutnya. Sedangkan jika nilai Anda kurang dari 60% maka Anda perlu mengulangi belajar KB ini terutama materi yang berkaitan dengan jawaban yang salah.